Merah Putih Background Sumpah Pemuda

Merah Putih Background Sumpah Pemuda

Tema dan Makna Logo Hari Sumpah Pemuda 2023

Tahun 2024, Hari Sumpah Pemuda jatuh pada Senin, 28 Oktober.

Untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-96, Kemenpora mengajak para pemuda Indonesia untuk saling bergandengan tangan dan bekerja sama demi memajukan bangsa.

Sesuai dengan komitmen para pejuang saat melahirkan Sumpah Pemuda, tema ini diambil untuk mewujudkan cita-cita Indonesia dengan mengesampingkan perbedaan dan mengutamakan kebersamaan.

Berikut ini makna tema Hari Sumpah Pemuda 2024 lainnya:

Tema Sumpah Pemuda 2024 adalah Maju Bersama Indonesia Raya. Kemenpora dalam buku panduan tersebut mengungkapkan ada lima sub tema dalam perayaan tahun ini, yakni:

1. Pemuda Peduli Gizi anak Indonesia untuk generasi sehat dan produktif

2. Pemuda Indonesia, Bersatu dalam Kebhinekaan Berjuang dalam Keindonesiaan

3. Pemuda Indonesia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif dan berkarakter.

4. Transformasi Pemuda pada Pendidikan, Kesehatan, kepemimpinan, Sosial Budaya, Teknologi, dan ekonomi sebagai Energi pemuda Majukan Indonesia

5. Wujudkan pemuda yang maju, mandiri dan profesional.

Pengibaran Bendera Merah Putih

Salah satu momen yang sangat simbolis dari peristiwa ini adalah ketika seorang pemuda bernama F. Wangko Sumanti merobek bagian biru dari bendera Belanda, sehingga hanya menyisakan warna merah dan putih. Bendera yang kini menjadi Merah Putih tersebut kemudian diserahkan kepada Kopral J. Mambi Runtukahu dan dikibarkan oleh Kotambunan dan Sitam di atas gedung markas militer Belanda/NICA di Teling.

Tindakan ini bukan hanya simbol perlawanan, tetapi juga deklarasi bahwa Manado dan Minahasa berada di bawah kedaulatan Republik Indonesia. Semangat kemerdekaan yang membara di antara para pemuda ini menyebar ke kota-kota lain di Minahasa, seperti Tomohon, Tondano, Remboken, dan Langowan.

Di Tomohon, perlawanan dipimpin oleh Sersan Frans Bisman dan Freddy Lumanauw yang berhasil menangkap pemimpin NICA di sana, Letnan Kolonel Coomans de Ruyter, dan Komandan KNIL, Letnan Kolonel de Vries.

Please, Do not forget to link to Bendera Merah Putih PNG, Background Bendera Indonesia page for attribution!

Thanks for choosing us!

Jakarta: Perjuangan rakyat Indonesia meraih kemerdekaan tak cuma terjadi di Pulau Jawa atau Sumatera lho. Ada salah satu peristiwa penting rakyat melawan Belanda di Minahasa, Manado, Sulawesi Utara yang dikenal dengan Peristiwa Merah Putih.

berikut ini dikutip dari laman

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, berita mengenai kemerdekaan Indonesia cepat menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, termasuk tanah Minahasa. Namun, keinginan untuk mengembalikan Indonesia kepada kekuasaan kolonial Belanda melalui administrasi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) masih terus dilakukan oleh pihak Belanda.

Ini menyebabkan ketegangan antara pasukan Belanda dan pemuda-pemuda pro-republik, termasuk di wilayah Minahasa. Ketika Belanda mulai mengembalikan kekuasaannya dengan bantuan NICA, banyak pemuda Minahasa, yang sudah terinspirasi oleh semangat kemerdekaan, memutuskan untuk melawan.

Mereka tidak hanya terdiri dari kalangan sipil tetapi juga anggota KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) yang pro-republik. Organisasi pemuda seperti PPI (Persatuan Pemuda Indonesia) dan BPNI (Badan Perjuangan Nasional Indonesia) mulai melakukan perlawanan, yang puncaknya terjadi dalam Peristiwa Merah Putih di Manado.

Serangan besar di Markas Teling

Pada 14 Februari 1946, pemuda dan anggota KNIL yang pro-republik memutuskan melancarkan serangan besar terhadap markas NICA di Teling, Manado. Serangan ini berhasil dengan gemilang.

Mereka merebut gudang persenjataan di Asrama Teling I, merampas senjata, dan membebaskan tokoh-tokoh nasionalis yang ditahan oleh pihak NICA, termasuk Sersan Charles Choesoy Taulu dan Sersan Servius Dumais Wuisan.

Serangan ini menandai awal dari pengambilalihan kekuasaan di Manado oleh pemuda Minahasa. Setelah merebut senjata, mereka menawan pejabat militer dan sipil Belanda, termasuk Komandan Garnisun NICA Manado, Kapten Bloom, dan pemimpin militer Letnan Verwajen. Para tawanan, berjumlah sekitar 600 orang, dibagi menjadi dua kelompok dan ditahan di Asrama Teling I serta Penjara Manado.

Penyiaran kabar kemenangan

Setelah pengambilalihan ini, dengan bantuan Tang Ing Hwa di Tomohon dan disaksikan oleh Kopral A. S. Rombot dan Kopral D. Kawilarang, mereka menyebarkan berita kemenangan melalui siaran radio. Dalam siaran tersebut, mereka mengumumkan bahwa pemerintahan NICA telah berhasil diambil alih oleh pejuang pro-republik dan seluruh daerah Minahasa kini berada di bawah kendali Pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta.

Berita ini juga menegaskan semua orang Belanda telah ditahan dalam kondisi baik, sementara tawanan Jepang tetap berada di kamp-kamp mereka. Masyarakat Minahasa menunjukkan mereka menolak klaim Belanda yang menyatakan kemerdekaan hanya berlaku untuk Jawa dan Sumatera.

Peristiwa Merah Putih di Manado menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, tidak terbatas pada pulau-pulau besar saja. Pemuda Minahasa, dengan keberanian dan tekad yang besar, menunjukkan mereka juga memiliki peran penting dalam perjuangan untuk kemerdekaan.

Perlawanan mereka menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk selalu berjuang demi keadilan dan kedaulatan bangsa.

TRIBUNJOGJA.COM - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, pemerintah setiap tahunnya merilis logo dan tema resmi yang berbeda.

Pada tahun 2024, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meluncurkan logo resmi bertema "Maju Bersama Indonesia Raya" untuk memperingati momen bersejarah bagi para pemuda Indonesia.

Hari Sumpah Pemuda merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia, di mana para pemuda Tanah Air bersatu dalam visi, misi, dan semangat untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Adapun tema, logo dan filosofi Hari Sumpah Pemuda atau HSP ke-96 ini memiliki makan sebagai berikut: